1. a. Norma Khusus adalah Aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau
kehidupan khusus, misalnya aturan olah raga, aturan pendidikan dan
lain-lain.
b. Norma Umum adalah sebaliknya bersifat umum dan sampai pada tingkat tertentu boleh dikatakan bersifat universal.
c. Norma Sopan Santun adalah norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah dalam pergaulan sehari-hari.
d. Norma Hukum adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas
oleh masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan
kesejahteraan manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
e. Norma Moral adalah aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia.
2. Etika dibagi menjadi 2 yaitu
a. Etika Teleologi adalah mengukur baik buruknya suatu tindakan
berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau
berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.
dua aliran etika teleologi :
- Egoisme Etis adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya
bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.
- Utilitarianisme adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu
harus menyangkut bukan saja satu atau dua orang saja melainkan
masyarakat sebagai keseluruhan.
b. Deontologi adalah berasal dari kata yunani deon yang berarti
kewajiban. yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban.
3. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis
a. Prinsip Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil
keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentag apa yang
dianggap baik untuk dilakukan.
b. Prinsip Kejujuran adalah kejujuran dalam pemenuhan syarat-syarat
perjanjian dan kontrak, kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan
mutu dan harga sebanding, dan kejujuran dalam hubungan kerja intern
dalam suatu perusahaan.
c. Prinsip Keadilan adalah menuntut agar setiap orang diperlakukan
secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria
yang rasional objektif dan dapat dipertanggung jawabkan.
d. Prinsip Saling Menguntungkan adalah menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
e. Prinsip Integritas Moral adalah prinsip ini dihayati sebagai tuntutan
internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar dia menjalankan
bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaan.
4. Kelompok Stakeholders
a. Kelompok Primer adalah pemilik modal atau saham, kreditor, karyawan,
pemasok, konsumen, penyalur dan pesaing atau rekanan. perusahaan harus
menjalin relasi bisnis yang baik dan etis dengan kelompok ini.
b. Kelompok Sekunder adalah pemerintah setempat, pemerintah asing, kelompok sosial, media massa, kelompok pendukung, masyarakat.
5. Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme
- Pertama, Manfaat
- Kedua, Manfaat Terbesar
- Ketiga, Manfaat Terbesar Bagi Sebanyak Mungkin Orang
Bertindaklah sedemikian rupa sehingga tindakanmu itu mendatangkan keuntungan sebesar mungkin bagi sebanyak mungkin orang.
Nilai Positif Etika Utilitarianisme
a. Rasionalitas
b. Utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral.
c. Universalitas.
Kelemahan Etika Utilitarisme
a. Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis akan menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit.
b. Etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu
tindakan pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu
tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya.
c. Etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang.
d. Varibel yang dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi.
e. Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarisme saling
bertentangan , maka akan ada kesulitan dalam menentukan prioritas
diantara ketiganya.
f. Etika utilitarisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingan mayoritas.
6. Syarat Bagi Tanggung Jawab Moral
a. Tindakan itu dijalankan oleh pribadi yang rasional.
b. Bebas dari tekanan, ancaman, paksaaan, atau apapun namanya.
c. Orang yang melakukan tindakan tertentu memang mau melakukan tindakan itu.
Status Perusahaan
Terdapat dua pandangan ( Richard T. De George, Business ethics, hlm.153). yaitu :
a. Legal-creator, perusahaan sepenuhnya ciptaan hukum, karena itu ada hanya berdasarkan hukum.
b. Legal-recognition, suatu usaha bebas dan produktif
Argumen yang mendukung perlunya keterlibatan sosial perusahaan
a. Kebutuhan dan harapan masyarakat yang semakin berubah
b. Terbatasnya sumber daya alam
c. Lingkungan sosial yang lebih baik
d. Perimbangan tanggung jawab dan kekuasaan
e. Bisnis mempunyai sumber daya yang berguna
f. Keuntungan jangka panjang
Argumen yang menentang perlunya keterlibatan sosial perusahaan
a. Tujuan utama bisnis adalah mengejar keuntungan sebesar-besarnya.
b. Tujuan yang terbagi-bagi dan harapan yang membingungkan.
c. Biaya keterlibatan sosial.
d. Kurangnya tenaga terampil di bidang kegiatan sosial.
7. Paham Tradisional dalam Bisnis
a. Keadilan Legal adalah menyangkut hubungan antara individu atau
kelompok masyarakat dengan negara. intinya adalah semua orang atau
kelompok masyarakat diperlakukan secara sama oleh negara dihadapan
hukum.
b. Keadilan Komutatif adalah mengatur hubungan yang adil atau fair
antara orang yang satu dengan yang lain atau warga negara satu dengan
negara lainnya.
c. Keadilan Distributif adalah distribusi ekonomi yang merata atau yang
dianggap merata bagi semua wwarga negara. menyangkut pembagian kekayaan
ekonomi atau hasil-hasil pembangunan.
8. Macam-macam Hak Pekerja
a. Hak Atas Pekerjaan
Pertama : Kerja melekat pada tubuh manusia.
Kedua : kerja merupakan perwujudan diri manusia.
Ketiga : hak atas kerja juga merupakan salah satu hak asasi manusia
karena kerja berkaitan dengan hak atas hidup, bahkan hak atas hidup yang
layak.
b. Hak Atas Upah yang Adil adalah hak legal yang diterima dan dituntut
seseorang sejak ia mengikat diri untuk bekerja pada suatu perusahaan.
c. Hak untuk berserikat dan berkumpul adalah untuk bisa memperjuangkan
kepentingannya, khususnya hak atas upah yang adil, pekerja harus diakui
dan dijamin haknya untuk berserikat dan berkumpul.
d. Hak atas perlindungan kesehatan dan keamanan adalah dalam bisnis
modern sekarang ini semakin dianngap penting bahwa para pekerja dijamin
keamanan, keselamatan, dan kesehatannya.
e. Hak untuk diproses hukum secara sah adalah hak ini terutama berlaku
ketika seorang dituduh dan diancam dengan hukuman tertentu karena diduga
melakukan pelanggaran atau kesalahan tertentu.
f. Hak untuk diperlakukan secara sama adalah semua pekerja harus
diperlakukan secara sama, tidak boleh ada diskriminasi dalam perusahaan
entah berdasarkan warna kulit,jenis kelamin, etnis, agama dan
semacamnya.
g. Hak atas rahasia pribadi adalah karyawan punya hak untuk dirahasiakan
data pribadinya, bahkan perusahaan harus menerima bahwa ada hal-hal
tertentu yang tidak boleh diketahui oleh perusahaan dan ingin tetap
dirahasikan oleh karywan.
h. Hak atas kebebasan suara hati adalah pekerja tidk boleh dipaksa untuk
melakukan tindakan tertentu yang dianggapnya tidak baik.
9. Whistle Blowing adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau
beberapa orang karyawan untuk membocorkan kecurangan entah yang
dilakukan oleh perusahaan atau atasannya kepada pihak lain.
Macam-macam Whistle Blowing :
a. Whistle Blowing Internal adalah Hal ini terjadi ketika seorang atau
beberapa orang karyawan tahu mengenai kecurangan yang dilakukan oleh
karyawan lain atau kepala bagiannya kemudian melaporkan kecurangan itu
kepada pimpinan perusahaan yang lebih tinggi.
b. Whistle Blowing Eksternal adalah dimana seorang pekerja mengetahui
kecurangan yang dilakukan perusahaanya lalu membocorkan kepada
masyarakat karena dia tahu bahwa kecurangan itu akan merugikan
masyarakat.
10. Kontrak dianggap baik dan adil apabila
a. Kedua belah pihak mengetahui sepenuhnya hakikat dan kondisi persetujuan yang mereka sepakati.
b. Tidak ada pihak yang memalsukan fakta tentang kondisi dan syarat-syarat kontrak
c. Tidak ada pemaksaan
d. Tidak mengikat untuk tindakan yang bertentangan dengan moralitas.
11. Kewajiban Produsen
a. Memenuhi ketentuan yang melekat pada produk.
b. Menyingkapkan semua informasi.
c. Tindak mengatakan yang tidak benar tentang produk yang ditawarkan.
Pertimbangan Gerakan Konsumen
a. Produk yang semakin banyak dan rumit
b. Terspesialisasinya jenis jasa.
c. Pengaruh iklan terhadap kehidupan konsumen
d. Keamanan produk yang tidak diperhatikan
e. Posisi konsumen yang lemah
12. Fungsi Iklan sebagai pemberi iformasi dan pembentuk opini
Iklan sebagai pemberi informasi tentang produk yang ditawarkan di pasar.
Bagi produsen ia tidak hanya sebagai media infomasi yang menjembatani
produsen dengan konsumen, tetapi juga bagi konsumen iklan adalah cara
untuk membangun citra atau kepercayaan terhadap dirinya.
Iklan sebagai pembentuk pendapat umum tentang sebuah produk
Iklan sebagai pembentuk pendapat umum dipakai oleh propagandis sebagai
cara untuk mempengaruhi opini publik. dalam hal ini, iklan bertujuan
untuk menciptakan rasa ingin tahu atau penasaran untuk memiliki atau
membeli produk.
Narasumber
1. http://ashur.staff.gunadarma.ac.id/
2. http://srisulistyawati.blogspot.com
Entri Populer
-
MAKALAH KEWARGANEGARAAN INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK Novendi : 15210048 Reffita Prabandar i : 18210165 Noviana : 15210070 R...
-
TUGAS IBD 1. ILMU BUDAYA DASAR SEBAGAI SALAH SATU MATA KULIAH DASAR UMUM * Pengertian IBD Secara umum pengertian kebudayaan adalah me...
-
BAB I Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan A . Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan Nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia dalam ...
-
1. CONTOH KASUS HAK PEKERJA PHK Pekerja Bestin Hotel Karawang Lukman, Ketua SPK. Hotel Bestin menjelaskan bahwa hotel tempatnya bek...
-
Pembangunan pertahanan dan keamanan nasional merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Berhasilnya pembangunan nasional akan me...
-
Tugas bahasa inggris Anggota kelompok : 1. Agung setiawan 2. Nudya Muhammad 3. Reyza robi kurnia 4. Prabowo risky F 5. Budi tri nugroh...
-
Bagaimana pendapat anda, sehubungan hak dan kewajiban warga Negara. Yang terdapat pada pasal 27-34 UUD 1945 di Indonesia Sudahkah berjala...
-
Jika aq mempunyai usaha w...
-
Karakteristik dari Konsumen Indonesia (pada umumnya) Indonesia memilki lebih dari 220 juta penduduk dengan ratusan suku yang ters...
-
NAMA : NUDYA MUHAMMAD NPM : 15210095 KELAS : 3EA14 MAT...
Kamis, 05 Desember 2013
KESOPANAN REMAJA BERPAKAIAN
Remaja punya banyak cara untuk mencari perhatian. Beberapa di antaranya
adalah tampil dengan nyeleneh, tampil beda dari yang lain. Mulailah
mereka terlihat aneh dengan penampilan yang kadang mengundang
kontroversi. Orangtua dan gurupun jadi cemas karena apa yang ditampilkan
itu dinilai melenceng dari adat ketimuran. Busana serba minim bagi
remaja wanita sangat disukai. Sedangkan yang pria tampil lebih percaya
diri dengan acesories di tubuhnya.
Remaja memang suka tampil aneh-aneh, hal ini sering dilontarkan ketika mengamati penampilan mereka di beberapa tempat umum. yang tak lazim dapat dicermati dari cara busana dan performance fisik mereka. yang berkomentar ini adalah cara remaja mencari perhatian untuk menunjukkan siapa dirinya. Namun tak jarang juga yang cukup maklum dengan keadaan ini.
Tampilan busana remaja sangat bergantung dari mode yang sedang trend. Trend ini tentu saja dibawa oleh para idola remaja yang bisa saja memberi inspirasi mereka dari segi penampilan. Misalnya sekarang lagi trend baju korea. Termasuk ketika beberapa dari remaja tampil dengan busana yang minim, tatto permanen di tubuhnya atau tindik yang tak hanya ada di telinga sebagaimana wajarnya. Berpakaian modis boleh-boleh saja. Apalagi buat mahluk berseragam biru putih yang masih remaja. Bagaimana sebaiknya menyikapi hal ini? Membiarkan saja sebagai bagian dari rasa maklum karena mereka sedang mencari identitas diri? Bila remaja diberi suatu pengertian, bagaimana cara bijaksana menyampaikannya?
Mode busana memang terus berganti dari waktu ke waktu. Misalnya dulu model gombrong, sekarang seperti baju korea, dan lainnya. Dan rasanya, banyak remaja yang merasa kurang gaul kalau tidak mengikuti tren busana itu. Sesungguhnya boleh-boleh saja berbusana modis mengikuti tren mutakhir. Tapi, remaja harus mempertimbangkan juga norma-norma yang berlaku di sekitarnya.
Selain cara mengenakan kerudung, ada hal-hal lain yang membuat remaja berkerudung tetap tampil modis. Warna misalnya, kalau kita bisa memilih warna yang serasi, maka dapat dipastikan akan terlihat menarik. Begitu pula model, motif, dan bahan kain bisa membuat pemakainya terlihat modis. Bagaimana dengan remaja yang tak berkerudung? Nilai-nilai kesopanan juga mesti tetap dipegang teguh. Dengan kata lain, apa yang dipromosikan oleh `pembungkus’? Ke manakah aku berusaha menarik perhatian orang? Jika tujuannya adalah untuk mempertontonkan tubuh dan membangkitkan hasrat seksual orang lain, untuk menjadikan diri pusat perhatian dan mengundang rasa ingin tahu orang, maka ia telah melanggar kesopanan, sekaligus keutamaan-keutamaan kerendahan hati, pengenalan dan kesopanan dalam berbusana dan bertingkah laku.
Tapi, supaya cara berpakaian remaja tidak ‘kebablasan’ beberapa hal dibawah ini menjadi acuan dalam berbusana yaitu. Pilihlah busana yang sopan, serta sesuai dengan adat dan agama karena masih banyak busana yang modis dan ngetrend tapi sekaligus pula sopan.
Remaja kususnya anak-anak SMP tidak perlu takut, busana muslim akan membuat kalian terlihat kuno. Untuk perlu diketahui, busana muslim memiliki tiga model dasar yaitu gamis, abaya, dan tunik. Gamis adalah baju muslim panjang (long dress) yang bisa dipadukan dengan celana. Selain untuk perempuan, dapat pula dipakai oleh kaum pria. Sedang abaya adalah model baju Arab (Timur Tengah) yang bentuknya terusan, blong sampai ke kaki. Busana ini bisa dimodifikasi dan hanya dipakai oleh perempuan. Terakhir adalah tunik yaitu blus panjang, tidak ketat, dan berlengan panjang. Panjang tunik harus menutupi pantat. Dalam pemakaiannya, tunik bisa dipadukan dengan celana atau rok panjang. Nah, tiga model dasar ini, bisa dimodifikasi sedemikian rupa sehingga cocok digunakan dalam berbagai kesempatan.
sumber : http://artikelkesopanan.blogspot.com/2010/04/kesopana-remaja-berpakaian.html
Remaja memang suka tampil aneh-aneh, hal ini sering dilontarkan ketika mengamati penampilan mereka di beberapa tempat umum. yang tak lazim dapat dicermati dari cara busana dan performance fisik mereka. yang berkomentar ini adalah cara remaja mencari perhatian untuk menunjukkan siapa dirinya. Namun tak jarang juga yang cukup maklum dengan keadaan ini.
Tampilan busana remaja sangat bergantung dari mode yang sedang trend. Trend ini tentu saja dibawa oleh para idola remaja yang bisa saja memberi inspirasi mereka dari segi penampilan. Misalnya sekarang lagi trend baju korea. Termasuk ketika beberapa dari remaja tampil dengan busana yang minim, tatto permanen di tubuhnya atau tindik yang tak hanya ada di telinga sebagaimana wajarnya. Berpakaian modis boleh-boleh saja. Apalagi buat mahluk berseragam biru putih yang masih remaja. Bagaimana sebaiknya menyikapi hal ini? Membiarkan saja sebagai bagian dari rasa maklum karena mereka sedang mencari identitas diri? Bila remaja diberi suatu pengertian, bagaimana cara bijaksana menyampaikannya?
Mode busana memang terus berganti dari waktu ke waktu. Misalnya dulu model gombrong, sekarang seperti baju korea, dan lainnya. Dan rasanya, banyak remaja yang merasa kurang gaul kalau tidak mengikuti tren busana itu. Sesungguhnya boleh-boleh saja berbusana modis mengikuti tren mutakhir. Tapi, remaja harus mempertimbangkan juga norma-norma yang berlaku di sekitarnya.
Selain cara mengenakan kerudung, ada hal-hal lain yang membuat remaja berkerudung tetap tampil modis. Warna misalnya, kalau kita bisa memilih warna yang serasi, maka dapat dipastikan akan terlihat menarik. Begitu pula model, motif, dan bahan kain bisa membuat pemakainya terlihat modis. Bagaimana dengan remaja yang tak berkerudung? Nilai-nilai kesopanan juga mesti tetap dipegang teguh. Dengan kata lain, apa yang dipromosikan oleh `pembungkus’? Ke manakah aku berusaha menarik perhatian orang? Jika tujuannya adalah untuk mempertontonkan tubuh dan membangkitkan hasrat seksual orang lain, untuk menjadikan diri pusat perhatian dan mengundang rasa ingin tahu orang, maka ia telah melanggar kesopanan, sekaligus keutamaan-keutamaan kerendahan hati, pengenalan dan kesopanan dalam berbusana dan bertingkah laku.
Tapi, supaya cara berpakaian remaja tidak ‘kebablasan’ beberapa hal dibawah ini menjadi acuan dalam berbusana yaitu. Pilihlah busana yang sopan, serta sesuai dengan adat dan agama karena masih banyak busana yang modis dan ngetrend tapi sekaligus pula sopan.
Remaja kususnya anak-anak SMP tidak perlu takut, busana muslim akan membuat kalian terlihat kuno. Untuk perlu diketahui, busana muslim memiliki tiga model dasar yaitu gamis, abaya, dan tunik. Gamis adalah baju muslim panjang (long dress) yang bisa dipadukan dengan celana. Selain untuk perempuan, dapat pula dipakai oleh kaum pria. Sedang abaya adalah model baju Arab (Timur Tengah) yang bentuknya terusan, blong sampai ke kaki. Busana ini bisa dimodifikasi dan hanya dipakai oleh perempuan. Terakhir adalah tunik yaitu blus panjang, tidak ketat, dan berlengan panjang. Panjang tunik harus menutupi pantat. Dalam pemakaiannya, tunik bisa dipadukan dengan celana atau rok panjang. Nah, tiga model dasar ini, bisa dimodifikasi sedemikian rupa sehingga cocok digunakan dalam berbagai kesempatan.
sumber : http://artikelkesopanan.blogspot.com/2010/04/kesopana-remaja-berpakaian.html
Senin, 15 April 2013
PENALARAN DEDUKSI & INDUKSI
PENALARAN
Penalaran adalah proses
berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk suatu proposisi – proposisi yang sejenis,
berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang
menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses
inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran,
proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens)
dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Untuk memperoleh
pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran, yaitu Penalaran
Deduktif dan Penalaran Induktif.Konsep dan simbol dalam penalaran
A
. PENALARAN DEDUKSI
Hakikat penalaran
terlahir dari tutur bahasa makhluk yang berpikir. Penalaran
deduksi didasarkan pada penarikan kesimpulan yang bertolak dari hal yang umum.
Dalam karangan penerapan penalaran deduktif ini tampak pada pernyataan umum
yang dituangkan dalam kalimat utama yang kemudian menuju pada beberapa kalimat
penjelas.
Penalaran deduktif juga
seperti menarik kesimpulan khusus dari premis yang lebih umum. jika premis
benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, maka dapat dipastikan hasil
kesimpulannya benar. jika penalaran induktif erat kaitannya dengan statistika,
maka penalaran deduktif erat dengan matematika khususnya matematika logika dan
teori himpunan dan bilangan. Penalaran deduksi ada beberapa macam, salah
satunya yaitu :
1.Silogisme
Merupakan penarikan kesimpulan melalui
dua premis (premis umum dan premis khusus) guna menurunkan premis baru
(simpulan).
PU : A = B
PK : C = A
S : C
= B
Contoh:
Semua pemilik mobil wajib membayar
pajak. Pak Budiman memiliki sebuah mobil.
Maka kesimpulannya: Pak Budiman wajib
membayar pajak
PU : Semua pemilik mobil wajib membayar
pajak
A = B
PK : Pak Budiman memiliki sebuah mobil.
C = A
S
: Pak Budiman wajib membayar pajak
C
= B
2.
Entimem
Merupakan penarikan kesimpulan melalui
dua premis (premis umum dan premis khusus) guna menurunkan premis baru (simpulan).
Namun, dalam penarikan kesimpulan dalam entimem diberikan alasan sebagai
penyebabnya.
PU : A
= B
PK : C
= A
S : C
= B karena
C = A
Contoh:
PU : Semua warga yang sudah berumur 17
tahun wajib memiliki KTP
A = B
PK : Monica sudah berumur 17 tahun
C = A
S
: Monica wajib memiliki KTP, karena Monica sudah berumur 17 tahun
C =
B
C = A
B.
PENALARAN INDUKSI
Penalaran Induktif
adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil
pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru
yang bersifat umum. Penalaran induktif membutuhkan banyak
sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. untuk itu
penalaran induktif erat denganpengumpulan data dan statistik.Penalaran induktif
ini mengangkat 1 kasus untuk ditarik dalam kesimpulan umumnya. contohnya kurang
banyak. dan meski penalaran induktif sudah kuat dengan contoh yang banyak,
kesimpulan induktif yang dihasilkan pun masih bisa dipertanyakan keabsahannya.
Penalaran
induksi ada beberapa macam yaitu:
1.Generalisasi
Penalaran jenis ini dimulai dengan
mengemukakan peristiwa-peristiwa yang khusus untuk diambil simpulannya secara
umum.
Contoh:
Tembaga bila dipanaskan akan memuai
Perak bila dipanaskan akan memuai
Timah bila dipanaskan akan memuai
Emas bila dipanaskan akan memuai
Besi bila dipanaskan akan memuai
Alumunium bila dipanaskan akan memuai
Dari peristiwa-peristiwa itu dapat ditarik
kesimpulan bahwa semua logam bila dipanaskan akan memuai.
2. Analogi
Penalaran jenis ini dimulai dengan
membandingkan dua hal yang memiliki banyak persamaan. Dalam penalaran ini
banyak terdapat persamaan. Akhirnya, ditarik simpulan bahwa pada segi-segi yang
lain pun tentu akan terdapat persamaan juga.
Contoh:
Perawatan tanaman dilakukan dengan seksama,
yaitu diberi pupuk, disirami, dan disiangi rumput yang mengganggunya. Dengan
begitu, tanaman tumbuh subur dan berkualitas baik. Jika berbuah pun dapat
dinikmati dengan rasa puas. Begitu pula manusia. Sejak bayi, sang ibu
memperhatikan gizi, memberi kasih sayang, dan pendidikan yang layak, serta
menghindarinya dari hal-hal yang negatif. Kelak si anak menjadi orang yang berguna dan keberadaannya
dibutuhkan orang. Jadi, merawat dan membesarkan anak hingga menjadi orang yang
berguna sama seperti merawat tanaman untuk memperoleh kualitas yang baik.
Kamis, 17 Januari 2013
KARAKTERISTIK KONSUMEN INDONESIA DAN FAKTOR YANG PALING MEMPENGARUHINYA
Karakteristik dari
Konsumen Indonesia (pada umumnya)
Indonesia memilki lebih
dari 220 juta penduduk dengan ratusan suku yang tersebar di berbagai
pulai.Sekalipun berbeda-beda suku dan bahasa,namun pasti ada kesamaan karakter,yang
bisa dijadikan patokan bagi para marketer untuk menjalankan strategi
marketing.10 karakter unik konsumen Indonesia bisa di jadikan referensi yang
pas untuk itu.Namun Anda harus hati-hati menyelami karakter ini.
Karakter dari konsumen
Indonesia itu antara lain :
1. Berpikir jangka
pendek (short term perspective), ternyata sebagian besar konsumen Indonesia
hanya berpikir jangka pendek dan sulit untuk diajak berpikir jangka panjang,
salah satu cirinya adalah dengan mencari yang serba instant.
2. Tidak terencana
(dominated by unplanned behavior). Hal ini tercermin pada kebiasaan impulse
buying, yaitu membeli produk yang kelihatannya menarik (tanpa perencanaan
sebelumnya).
3.Suka berkumpul.
Masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan suka berkumpul (sosialisasi). Salah
satu indikator terkini adalah situs social networking seperti Facebook dan
Twitter sangat diminati dan digunakan secara luas di Indonesia.
4. Gagap teknologi (not
adaptive to high technology). Sebagian besar konsumen Indonesia tidak begitu menguasai
teknologi tinggi. Hanya sebatas pengguna biasa dan hanya menggunakan fitur yang
umum digunakan kebanyakan pengguna lain.
5. Berorientasi pada
konteks (context, not content oriented). Konsumen kita cenderung menilai dan
memilih sesuatu dari tampilan luarnya. Dengan begitu,konteks-konteks yang
meliputi suatu hal justru lebih menarik ketimbang hal itu sendiri.
6. Suka buatan Luar
Negeri (receptive to COO effect). Sebagian konsumen Indonesia juga lebih
menyukai produk luarnegeri daripada produk dalam negeri, karna bias dibilang
kualitasnya juga lebih bagus dibanding produk di indonesia
7. Beragama(religious). Konsumen Indonesia
sangat peduli terhadap isu agama. Inilah salah satu karakter khas konsumen
Indonesia yang percaya pada ajaran agamanya. Konsumen akan lebih percaya jika
perkataan itu dikemukakan oleh seorang tokoh agama, ulama atau pendeta.
Konsumen juga suka dengan produk yang mengusung simbol-simbol agama.
8. Gengsi (putting
prestige as important motive). Konsumen Indonesia amat getol dengan gengsi.
Banyak yang ingin cepat naik “status” walau belum waktunya. Saking pentingnya
urusan gengsi ini, mobil-mobil mewah pun tetap laristerjual di negeri kita pada
saat krisis ekonomi sekalipun. Menurut Handi Irawan D, ada tiga budaya yang
menyebabkangengsi. Konsumen Indonesia suka bersosialisasi sehingga mendorong
orang untuk pamer. Budaya feodal yang masihmelekat sehingga menciptakan
kelas-kelas sosial dan akhirnya terjadi “pemberontakan” untuk cepat naik kelas.
Masyarakat kita mengukur kesuksesan dengn materi dan jabatan sehingga mendorong
untuk saling pamer.
9. Budaya lokal (strong in subculture).
Sekalipun konsumen Indonesia gengsi dan menyukai produk luar negeri, namun
unsur fanatisme kedaerahan-nya ternyata cukup tinggi. Ini bukan berarti
bertentangan dengan hukum perilaku yang lain.
10. Kurang peduli
lingkungan (low consciousness towards environment). Salah satu karakter
konsumen Indonesia yang unik adalah kekurang pedulian mereka terhadap isu
lingkungan. Tetapi jika melihat prospek kedepan kepedulian konsumen terhadap
lingkungan akan semakin meningkat, terutama mereka yang tinggal di perkotaan begitu pula dengan
kalangan menengah atas relatif lebih mudah paham dengan isu lingkungan. Lagi
pula mereka pun memiliki daya beli terhadap harga premium sehingga akan lebih
mudah memasarkan produk dengan tema ramah lingkungan terhadap mereka.
Faktor yang Paling
Mempengaruhi Perialaku Konsumen Indonesia
Perilaku pembelian
konsumen sebenarnya di pengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi,
dan psikologis. Sedangkan faktor yang paling berpengaruh dan paling luas dan paling
dalam adalah faktor budaya.
Menurut Kolter, Philip,
Keller, Kevin Lane factor yang mempengaruhi perilaku konsumen sebagai berikut :
• Faktor budaya
Budaya, sub-budaya, dan
kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu
keinginan dan perilaku pembentuk paling dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh
mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga
dan lembaga-lembaga penting lainnya.
Masing-masing budaya
terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan
sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, suku,
agama, ras, kelompok bagi para anggotanya. Ketika sub-budaya menjadi besar dan
cukup makmur, perusahaan akan sering merancang program pemasaran yang cermat
disana.
• Faktor social
Selain faktor budaya,
perilaku konsumen di pengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok
acuan, keluarga, peran, dan status sosial. Kelompok acuan terdiri dari semua
kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap
atau perilaku orang tersebut. Keluarga meruapkan organisasi pembelian konsumen
yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok
acuan primer yang paling berpengaruh. Peran dan status sosial seseorang
menunjukkan kedudukan orang itu setiap kelompok sosial yang ia tempati. Peran
meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing
peran menghasilkan status.
Contoh, seorang yang
memiliki peran sebagai manajer dan status yang lebih tinggi dari pegawai
kantor, dimana ia juga memiliki banyak keluarga dan anak, tentu ia akan
tertarik dengan produk mobil dari Toyota, karena ada kesesuaian antara
kebutuhan dan keunggulan Toyota sebagai mobil keluarga ideal terbaik Indonesia,
ia bahkan juga bisa membeli pakaian mahal dan juga keluarganya, membeli rumah
besar untuk keluarganya dan lain-lain.
• Faktor pribadi
Keputusan membeli juga
di pengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia
dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan
konsep diri, juga nilai dan gaya hidup pembeli.
• Faktor Psikologi
Titik awal untuk
memahami perilaku konsumen adalah adanya rangsangan pemasaran luar seperti
ekonomi, teknologi, politik, budaya. Satu perangkat psikologi berkombinasi
dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan
keputusan pembelian. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam
kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran luar dengan keputusan
pembelian akhir. Empat proses psikologis (motivasi, persepsi, ingatan dan
pembelajaran) secara fundamental, mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap
rangsangan pemasaran.
Sedangkan menurut James
F. Engel – Roger D Blackwell-Paul W. Miniart dalam saladin terdapat tiga faktor
yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :
1. Pengaruh lingkungan,
terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama
perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau
menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen
hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka
dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
2. Perbedaan dan
pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap,
kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor
internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima
faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses
keputusannya.
3. Proses psikologis,
terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku.
Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai
faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan
pembelian.
sumber:
http://tiyaraepradiktas.blogspot.com/
Langganan:
Postingan (Atom)